Friday, October 23, 2009

PROSES PEMBENTUKAN OVUM

Proses pembentukan ovum (oogenesis) terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium terdapat banyak sel induk telur (oogonium) yang bersifat diploid (2n). Oogonium akan tumbuh menjadi oosit primer (oosit I) melalui pembelahan mitosis. Oosit primer akan membelah secara meiosis menghasilkan satu oosit sekunder (oosit II) dan satu badan kutub I (badan kutub primer).

Oosit sekunder akan membelah menghasilkan sebuah ootid dan sebuah badan kutub II. Ootid akan berkembang menjadi sel telur (ovum), sedangkan badan kutub II akan luruh atau berdegenerasi. Sementara itu, badan kutub I juga akan membelah dan menghasilkan dua buah badan kutub II yang juga akan mengalami degenerasi.

Seperti pada pembentukan sperma, pembentukan sel telur juga dikendalikan oleh FSH. Hormon yang juga mempengaruhi pertumbuhan sel folikel ini menghasilkan hormon estrogen dan LH. FSH sendiri dihasilkan oleh kelenjar hipofisis. FSH dan LH berfungsi mempengaruhi sel folikel untuk melepaskan sel telur. Proses pelepasan sel telur dinamakan ovulasi. Sel folikel yang telah kosong akan menjadi korpus luteum yang akan menghasilkan hormon estrogen dan progesteron. Sementara itu, sel telur yang telah dilepaskan akan bergerak menuju saluran Tuba Falopii. Di sepertiga permulaan saluran ini, jika ada sperma yang masuk, sel telur akan dibuahi oleh sperma. Sel telur akan terus bergerak menuju rahim baik dibuahi maupun tidak dibuahi .

Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah berulang kali dan tumbuh di dalam rahim atau uterus. Agar uterus siap menerima ‘zigot’ dinding uterus tersebut menebal sebagai akibat pengaruh hormon progesteron. Dinding uterus mengandung nutrisi dan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan zigot yang akan tertanam. Proses penanaman zigot tersebut dinamakan implantasi.

Zigot akan tumbuh menjadi embrio yang akan terus berkembang hingga kelahiran. Pada manusia, waktu yang dibutuhkan zigot hingga menjadi bayi yang siap lahir sekitar 280 hari atua 9 bulan 10 hari. Bayi akan keluar melalui saluran yang disebut vagian yang juga berfungsi sebagai tempat keluarnya darah saat menstruasi. Organ ini juga merupakan tempat penis menyampaikan sperma ke bagian dalam alat kelamin.

Akan tetapi jika sel telur yang dihasilkan tidak dibuahi maka sel telur akan dikeluarkan oleh tubuh melalui proses yang biasa disebut menstruasi. Jika terjadi pembuahan, proses menstruasi tidak akan terjadi.

Wednesday, October 21, 2009

Siklus Sel

Sel diproduksi dengan penggandaan organel-organel di dalamnya kemudian melakukan pembelahan. Pada hewan atau tumbuhan tingkat tinggi, pembelahan sel dibutuhkan untuk menggantikan sel-sel yang telah usang (rusak). Pada sorang manusia dewasa diproduksi berjuta-juta sel tiap detiknya agar kondisinya tetap normal, dan jika semua pembelahan sel tertahan (misalnya oleh radiasi ion yang tinggi), dia akan mati hanya dalam beberapa hari saja.

Penggandaan pada sebagian besar unsur pokok dalam sel tidak membutuhkan untuk dikontrol secara tepat. Jika terdapat banyak tiruan dari molekul atau organel, jumlahnya dapat diperkirakan, yaitu dua kali jumlah semula, dalam satu siklus pembelahan, induk sel memberikan kurang-lebih separuh bagian untuk setiap anak sel.

Tapi paling tidak ada satu pengecualian yang jelas, yaitu: DNA pasti selalu digandakan secara tepat kemudian dibagi secara tepat pula diantara kedua anak sel yang dihasilkan dari prose pembelahan dan hal itu membutuhkan mekanisme khusus. Dalam pendiskusian siklus sel, terkadang terdapat kesulitan untuk membedakan antara siklus kromosom dan siklus paralel sitoplasma. Di dalam siklus kromosom, sintesis DNA, yang mana DNA inti digandakan, dilanjutkan oleh mitosis, dimana tiruan dari penggandaan genom dipisahkan. Dalam siklus sitoplasmik, sel berkembang, dimana banyak komponen sel jumlahnya digandakan, dilanjutkan dengan sitokinesis, dimana seluruh sel dibagi menjadi dua.

Kita memulai bagian ini dengan mendiskusikan koordinasi dan kontrol dari siklus yang saling bergantung. Kita meneliti mekanisme-mekanisme yang memastikan bahwa seluruh DNA inti melakukan replikasi sebanyak satu kali dan hanya satu kali dalam proses pembelahan sel. Dan kita menganggap bagaimana kejadian dari siklus kromosom dihubungkan dengan siklus sitoplasmik. Kita kemudian mengeksplor regulasi dari pembagian sel dalam hewan multi selular dengan menggunakan faktor-faktor yang ada di dalam ligkungan sel-sebuah topik yang telah menjelaskan secara gamblang bagi penelitian kanker tingkat lanjut. Akhirnya kita mendiskusikan tanggapan mekanisme molekul dalam mitosis dan sitokinesis. Pada dua proses tersebut menunjukkan bahwa sentrosom benar-benar dapat diwariskan dan digandakan secara tepat untuk membentuk dua kutub dalam kumparan mitosis. Siklus sentrosom dapat dianggap sebagai komponen ketiga di dalam siklus sel.

Tahapan-tahapan Siklus Sel dan Hubungannya.

Pembelahan sel eukaryot dapat diamati dibawah mikroskop. Pada peristiwa mitosis kromosom di dalam nukleus mengalami kondensasi sehingga kromosom tersebut dapat diamati, kemudian kromosom tersebut mengganda menjadi dua set kromosom yang sama. Kemudian, terjadi peristiwa sitokinesis, yaitu sel itu sendiri membelah menjadi dua sel anak, yang masing-masing memiliki satu set kromosom. Karena mitosis dan sitokinesis begitu mudah untuk diamati, sehingga mitosis dan sitokinesis menjadi fokus awal ketertarikan bagi seorang peneliti. Dua hal ini, bagaimanapun juga,saling mengisi hanya dalam waktu yang singkat,

yang dikenal sebagai fase M (mitosis) dalam siklus perkembangbiakan selama waktu yang melewati antara satu fase M and fase berikutnya disebut sebagai interfase. Interfase terlihat ketika diamati menggunakan mikroskop, pada fase ini seolah-olah tak banyak terjadi aktivitas di dalam sel, padahal secara pelan-pelan sel tumbuh mengem bangkan ukuran. Sebagian besar teknik yang lain menyatakan bahwa interfase merupakan masa persiapan sel menuju pembelahan, pada masa ini disiapkan tahapan-tahapan menuju pembelahan sel tersebut. Pada bagian ini, kita akan membahas bagaimana tahapan-tahapan padainterfase dapat diketahui dan bagaimana langkah-langkah pada siklus sel saling terhubung.

Penggandaan DNA Inti Terjadi pada Sebagian Waktu Interfase

Pada sebagian besar sel, DNA inti mengganda pada suatu bagian yang terbatas dari interfase; periode pembentukan DNA ini dinamakan Fase S dari siklus sel. Antara berakhirnya fase M dengan dimulainya sintesis DNA memiliki interval atau jeda yang dinamakan fase G1 (Gap/jarak), sedangkan interval kedua dinamakan fase G2 yaitu jeda antara berakhirnya proses s

intesis DNA dengan dengan dimulainya fase M. Interfase terdiri atas fase G1,, S dan G2, dan secara umum fase ini terjadi sebanyak 90% atau lebih dari total waktu siklus sel.